Pendidikan.... Suatu proses untuk mencari arah hidup...

Senin, 18 Januari 2010

Dan sELESAi..

Ketika aku memendam sejuta rasa.. kau pun datang..

Ketika aku mempunyai waktu untuk mengatakannya.. kau pun membuat waktuku terhenti..

Waktuku terbuang untukmu.. Dan ketika aku merasakan ini sia-sia, ku lampiaskan semua padanya..

Hatiku kering, tapi kini tersiram oleh embun-embun sejuk..

Dan aku mengaku.. Cintaku untukmu..

Selasa, 12 Januari 2010

Karma Itu ada...

Kini kau rasakan....

Rasa perih...

Sakit...
Yang begitu mendalam...

Dulu hanya aku yang tahu tentang luka..

Tapi kini kamu juga tahu..

Bagaimana rasanya sayang?

Perih?

ha ha ha...

Itu salahmu!
Karma Tuhan berlaku..
Kau tak pernah percaya akan karma itu..

Sampai kini kau pun tak sadar..
Kau merasakan apa yang aku rasakan...

Lewat puisi ini, aku memberi tahumu agar sadar!

Sabtu, 09 Januari 2010

Kebatuanku

Jadi begitu?
Kenapa aku nggak bilang dari dulu aja?
Apa susahnya sih terus terang?
Toh kamu nggak akan jadi kayak gini kalo aku bilang ke kamu dari dulu...

Tiap kamu tanya, jawabnya enggak...
Geleng-geleng, berdalih...
Seakan-akan aku nggak percaya sama kamu...
Terus, selama ini kamu ini apa dimataku?

Lelah! Capek!
Ternyata perubahan itu nggak semudah saat diucapkan...
Nggak bisa semudah itu mengubah batu jadi hembusan angin
Apalagi mengubah kebencian menjadi keikhlasan...
Seakan-akan kebencian itu udah membatu di otakku
Jadi nggak bisa diangin-angini sama ucapanmu...
Yang mungkin aja nggak korosif
Nggak bisa merapuhkan kebatuanku itu...

Haha... Kebatuan...
Kebatuan yang memberikan pilihan
Memberi motivasi untuk terus meleburnya
Atau tetap membiarkannya tegar...
Membiarkan kebatuanku itu tetap mengenang dia didalamnya...

Astaghfirullah... Subhanallah... Allahu Akbar...
Kamu hanyalah sebutir debu di bumi milik Allah ini...
Bisa apa kamu ini?
Nggak logis, masa debu pengen melebur batu?
Yang ada debu hanya bisa terbang
Terbawa angin kelikhlasan yang berhembus dalam jiwa
Jiwa yang harus tersadar, terhentak, teriak
Atas pilihan yang harus dihadapinya...

Ya Allah, bantulah kamu...
Amin...

Rabu, 06 Januari 2010

Tuturan pemungut sampah

Lihat!
Mereka memandangku...
Aku jijik.. Aku hina..
Tapi aku punya hati..disini..3x
aku punya hati..
Disana mereka tersenyum..
Duduk di atas kursi sofa..
Lembut..
Kentul-kentul..
Huusstt.! Jangan tertawa!

Aku hanya ingin memberitahumu sesuatu tentang realita..
Disini aku duduk.. Tak ada yang menghormatiku.. Bukan hormat grak!
Tak ada yang memberiku gaji..
Hanya gaji ini..
Apa ini? Gaji sampah!

Tapi disana..disaat mereka duduk, uang datang..
Bicara..
'aku milikmu.. Aku milikmu..'

uang apa itu?
Uang daun?
Uang sampah?
Hanya uang palsu..
Palsu caranya,palsu pndapatannya..

Hei kamu?
Ya..kamu..
Kamu tau cara mendapatkan uang yg halal?
Tak tahu?
Pergi sana ke pesantren!
Tanya ustadnya!
Bagaimana cara memperoleh uang yang halal!

Hei!
Jangan kesana sendirian!
Ajak para pecundang negara!
Biar mereka membuka mata untukku..
Agar mereka mau memberiku uang..

Uang...uang..
Oh, aku bosan melihatmu!
Tapi aku mau kau menemaniku!

Aku mau memungut uang!
Bukan memungut sampah!

Suruh saja orang-orang yang disana memungut sampah!
Biar aku yang memungut uang..

Ha..ha..ha
aku mimpi..
Mimpi memungut uang..

Orang ini...

Ya Allah, ini terjadi lagi..

Astagfirullah, apa yg harus orang ini lakukan?

Menopang tubuh yg lemah,orang ini tak bs..

Berjalan di atas kobaran bara, ahh..malah tak mungkin..

Apa yg harus orang ini lakukan ya Allah?

Orang ini memang sudah sabar..

Tapi apakah kesabaran ini berbatas?

Orang ini lemah..
Orang ini merintih sakit..
Orang ini memuja.. Orang ini gila..

Apakah orang ini perlu menangiskan air mata darah?

Apakah orang ini perlu menusukkan belati tepat di dadanya?

Ataukah orang ini perlu bersujud sekali lagi di depan nya?

Kamu siapa sih? Membaca kata-kata dari orang yg tak pernah ikhlas.. Orang yg kerasnya melebihi batu karang..

Tak perlu Kau-kau! Membaca tulisan ini! Karna kau takkan mengerti!

Dan Orang ini hanya menggambarkan penghianat yg tak tau arah dan tak tau salah..

Takdir

Aku pnya adik..
Adik besar..

Aku seperti baru mengenalnya..
Ketika dia memanggilku 'mbak'..

Aku terpaku..

Sakit rasanya jika dia hanya menganggapku kakak..

Saudara..

Terserahlah..

Tak apa..

Ini takdirku. Memang,ini takdirku..

Hanya bisa memiliki yg ke tiga..