KOMUNIKASI DALAM
ORGANISASI/PENDIDIKAN
DAN MANAJEMEN KONFLIK
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI/PENDIDIKAN
Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare
atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita
berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang
disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya.
Beberapa definisi komunikasi :
1. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
2. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis).
3. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah :
Suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari suatu pihak ke pihak yang
lain dengan tujuan tercapai persepsi atau pengertian yang sama.
Organisasi
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare,
yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya
saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada
juga yang menamakannya sarana.
Kesimpulannya: komunikasi organisasi adalah pengiriman dan
penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal
dari suatu organisasi.
Unsur-unsur Komunikasi
Oteng
Sutisna mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi tentunya memerlukan
unsur-unsur komunikasi, yaitu :
1.
Ada suatu sumber, yaitu seorang komunikator yang
mempunyai sejumlah kebutuhan, ide atau infromasi untuk diberikan.
2.
Ada suatu maksud yang hendak dicapai, yang
umumnya bias dinyatakan dalam kata-kata permbuatan yang oleh komunikasi
diharapkan akan dicapai.
3.
Suatu berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk
menyatakan fakta, perasaan, atau ide yang dimaksud untuk membangkitkan respon
dipihak orang-orang kepada siapa berita itu ditujukan.
4.
Harus ada suatu saluran yang menghubungkan
sumber berita dengan penerima berita.
5.
Harus ada penerima berita. Akhirnya harus ada
umpan balik atau respon dipihak penerima berita. Umpan balik memungkinkan
sumber berita untuk mengetahui apakah berita itu telah diterima dan
dinterprestasikan dengan betul atau tidak.
Tujuan Komunikasi
Maman Ukas
mengemukakan tujuan komunikasi sebagai berikut :
1.
Menentapkan dan menyebarkan maksud
dari pada suatu usaha.
2.
Mengembangkan rencana-rencana untuk
mencapai tujuan.
3.
Mengorganisasikan sumber-sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien.
4.
Memilih, mengembangkan, menilai
anggota organisasi.
5.
Memimpin, mengarahkan, memotivasi
dan menciptakan suatu iklim
Fungsi-Fungsi
Komunikasi
Sesuai dengan
tujuan dari komunikasi, maka dalam suatu organisasi komunikasi mempunyai
beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana menurut Maman Ukas bahwa fungsi komunikasi
adalah :
1.
Fungsi informasi
dengan
melalui komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh narasumber atau
pemimpin kepada bawahannya dapat diberikan dalam bentuk lisan ataupun tertulis.
Melalui lisan manajer atau pemimpin dengan bawahan dapat berdialog langsung
dalam menyampaikan gagasan dan ide.
2.
Fungsi komando akan perintah
Fungsi
komando akan perintah tentunya berkaitan dengan kekuasaan, di mana kekuasaan
orang adalah hak untuk memberi perintah kepada bawahan di mana para bawahan
tunduk dan taat dan disiplin dalam menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung
jawab. Suatu perintah akan berisikan aba-aba untuk pelaksanaan kerja yang harus
dipahami dan dimengerti serta yang dijalankan oleh bawahan. Dengan perintah
terjadi hubungan atasan dan bawhaan sebagai yang diberikan tugas.
3.
Fungsi mempengaruhi dan penyaluran
dalam
fungsi pengaruh berarti memasukan unsur-unsur yang meyakinkan dari pada atasan
atau guru baik bersifat motivasi maupun bimbingan, sehingga bawahan merasa
berkewajiban harus menjalankan pekerjaan atau tugas yang harus dilaksanakannya.
Dan dalam mepengaruhi bahwa komunikator harus luwes untuk melihat situasi dan
kondisi di mana bawahan akan diberikan tugas dan tanggung jawab, sehingga tidak
merasa bahwa sebenarnya apa yang dilakukan bawahannya itu merupakan beban, ia
akan merasakan tugas dan tanggung jawab
4.
Fungsi integrasi.
Pada
fungsi integrasi bahwa organisasi sebagai suatu sistem harus berintegrasi dalam
satu total kesatuan yang saling berkaitan dan semua urusan satu sama lain tak
dapat dipisahkan, oleh karena itu orang-orang yang berada dalam suatu
organisasi atau kelompok merupakan suatu kesatuan sistem, di mana seseorang itu
akan saling berhubungan dan saling memberikan pengaruh kepada satu sama lain
dalam rangka terciptanya suatu proses komunikasi untuk mencapai tujuan bersama
yang telah ditetapkan
Dalam kegiatan suatu organisasi atau
lembaga khusunya dalam hal pengelolaan pendidikan tentunya tidak terlepas
dengan komunikasi. Oleh sebab itu suatu proses pendidikan akan berhasil
apabilla terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan
harapan, di mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara
komunikator dengan komunikan, sehingga terjadi pemahaman tentang informasi atau
segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada
kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Berdasarkan hal tersebut, bahwa tujuan
dari suatu organisasi atau instansi tentunya dapat tercapai secara optimal
apabila proses komunikasinya lancar tanpa adanya suatu hambatan, walaupun ada
hambatan, maka komunikator dan komunikan harus dengan cermat segera mengatasi
permasalahan yang menyebabkan terjadi suatu hambatan, sehingga proses
komunikasi dapat berlangsung.
Dalam prosesnya komunikasi itu
terbagai dalam 2 macam komunikasi, yaitu komunikasi aktif dan komunikasi pasif.
Komunikasi aktif merupakan suatu proses komunikasi yang berlangsung dengan
aktif antara komunikator dengan komunikan, di manan antara keduanya sama-sama
aktif berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik di antara keduanya.
Sedangkan komunikasi pasif terjadi di mana komunikator menyampaikan informasi
atau ide terhadap halayaknya atau komunikan sebagai penerima informasi, akan
tetapi komunikan tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan respon atau timbal
balik dari proses komunikasi.
MANAJEMEN KONFLIK
Manajemen
konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar
dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang
berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk
tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi
kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik)
sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang
situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat
terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
Menurut
Ross, manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau
pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang
mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik
dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif,
bermufakat, atau agresif. Minnery (1980:220) juga berpendapat bahwa proses
manajemen konflik perencanaan kota merupakan bagian yang rasional dan bersifat
iteratif, artinya bahwa pendekatan model manajemen konflik perencanaan kota secara
terus menerus mengalami penyempurnaan sampai mencapai model yang representatif
dan ideal.
Teori-teori Konflik
Teori-teori utama mengenai
sebab-sebab konflik adalah
a.
Teori Hubungan Masyarakat
Menganggap bahwa konflik disebabkan
oleh polarisasi yang terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan di antara
kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat. Sasaran: meningkatkan komunikasi
dan saling pengertian antara kelompok yang mengalami konflik, serta
mengusahakan toleransi dan agar masyarakat lebih bisa saling menerima keragaman
yang ada di dalamnya
b.
Teori Kebutuhan Manusia
Menganggap bahwa konflik yang
berakar disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia (fisik, mental dan sosial) yang
tidak dipenuhi atau dihalangi. Hal yang sering menjadi inti pembicaraan adalah
keamanan, identitas, pengakuan, partisipasi, dan otonomi. Sasaran:
mengidentifikasi dan mengupayakan bersama kebutuhan mereka yang tidak
terpenuhi, serta menghasilkan pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan itu.
c.
Teori Negosiasi Prinsip
Menganggap bahwa konflik disebabkan
oleh posisi-posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik
oleh pihak-pihak yang mengalami konflik. Sasaran: membantu pihak yang
berkonflik untuk Memisahkan perasaan pribadi dengan berbagai masalah dan isu
dan memampukan mereka untuk melakukan negosiasi berdasarkan kepentingan mereka
daripada posisi tertentu yang sudah tetap. Kemudian melancarkan proses
kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak atau semua pihak.
d.
Teori Identitas
Berasumsi bahwa konflik disebabkan
oleh identitas yang terancam, yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau
penderitaan di masa lalu yang tidak diselesaikan. Sasaran: melalui fasilitas
lokakarya dan dialog antara pihak-pihak yang mengalami konflik, sehingga dapat
mengidentifikasi ancaman dan ketakutan di antara pihak tersebut dan membangun
empati dan rekonsiliasi di antara mereka.
e.
Teori Kesalahpahaman Antarbudaya
Berasumsi bahwa konflik disebabkan
oleh ketidakcocokan dalam acara-acara komunikasi berbagai budaya yang berbeda. Sasaran:
menambah pengetahuan kepada pihak yang berkonflik mengenai budaya pihak lain,
mengurangi streotip negatif yang mereka miliki tentang pihak lain, meningkatkan
keefektifan komunikasi antarbudaya.
f.
Teori
Transformasi Konflik
Berasumsi bahwa konflik disebabkan
oleh masalah-masalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai
masalah sosial, budaya dan ekonomi. Sasaran: mengubah struktur dan kerangka
kerja yang menyebabkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan termasuk kesenjangan
ekonomi, meningkatkan jalinan hubungan dan sikap jangka panjang di antara pihak
yang berkonflik, mengembangkan proses dan sistem untuk mempromosikan
pemberdayaan, keadilan, perdamaian, pengampunan, rekonsiliasi, pengakuan.
C. Kebijakan
Impelementasi Manajemen Konflik di Sekolah
Implementasi manajemen konflik dalam pendidikan dilakukan dengan beberapa
pendekatan. Menurut Donna Crawford dan Richard dalam laporannya, menyebutkan
bahwa memiliki empat pendekatan dalam melakukan implementasi manajemen konflik
dalam bidang pendidikan yaitu:
a.
Proses Curriculum
Yaitu dalam menyusun kurikulum selalu
melibatkan seluruh elemen yang berkepentingan. Di samping terus melakukan
pelatihan-pelatihan untuk guru dan kalau memungkinkan selalu melibatkan
masyarakat dalam proses penyusunan kurikulum, proses pengembangan dan selalu
melakukan follow up terhadap gejala-gejala konflik dalam pendidikan
b.
Mediation Program
Yaitu menyiapkan training/pelatihan
untuk guru supaya mampu memediasi persoalan-persoalan di sekolah. Di samping
menyiapkan modul untuk para guru.
c.
Peaceable Classroom
Yaitu semua guru yang mengajarkan di
sekolah mampu melakukan kerjasama dengan sesama guru dan pihak manajemen
sekolah. Di samping memberi pemahaman kepada siswa sebagai peace maker
d.
Peaceable School
Yaitu menerapkan manajemen konflik di sekolah secara komprehensif dalam
sistem pendidikan. Dengan terus mengembangkan proses pembelajaran untuk siswa,
guru, dan masyarakat. Guru terus dikembangkan menjadi profesional, murid
diharapkan punya informasi tentang konflik dan masyarakat harus punya inisiatif
untuk pemahaman.
Strategi Menyelesaikan Konflik
Ada empat strategi untuk menyelesaikan konflik yang efektif di sekolah,yaitu:
a. Teknik konfrontasi digunakan jika diinginkan penyelesaian yang sama menguntungkan (win-win). Pendapat/konsep yang menyebabkan konflik didiskusikan untuk mendapatkan solusinya. Untuk itu dapat digunakan teknik bargaining (negosiasi), dengan bantuan mediasi pihak ketiga, atau menggunakan keputusan integratif
b. Gaya penyelesaian tertentu diharapkan jika diinginkan penyelesaian secara alamiah. Pada pokoknya konflik dibiarkan sehingga terjadi penyelesaian mengikuti lima kecenderungan
c. Perbaikan praktik organisasi diterapkan jika dari evaluasi ditemukan bahwa konflik terjadi akibat praktik organisasi sekolah yang kurang tepat. Untuk itu, perlu dilakukan langkah-langkah, antara lain: perbaikan tujuan/sub tujuan sekolah, klarifikasi tugas/wewenang setiap personel, penyempurnaan kebijakan, rotasi personel, dan melakukan pelatihan jika memang diperlukan.
d. Perubahan struktur organisasi diterapkan jika konflik diakibatkan oleh struktur organisasi yang kurang baik (bukan sekedar praktiknya yang salah).
DAFTAR PUSTAKA
http://aldidasmo.blogspot.com/2012/11/komunikasi-dalam-organisasi.html
http://luthfyrijalulfikri.blogspot.com/2012/12/pola-komunikasi-organisasi-dalam-ranah.html
http://bunkpaijo.blogspot.com/2011/12/manajemen-konflik-dalam-sekolah.html
http://arikha.wordpress.com/2012/05/27/manajemen-konflik-dalam-organisasi/
http://communicationista.wordpress.com/2010/02/07/manajemen-konflik-dalam-organisasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar