PENGAMBILAN KEPUTUSAN, PEMBUATAN, DAN
STRATEGI PENDIDIKAN SERTA MOTIVASI PENDIDIKAN
Pengambilan
keputusan, pembuatan, dan strategi pendidikan
Untuk mengambil keputusan diperlukan
beberapa langkah secara berturut-turut, yaitu :
1.
Mengidentifikasi masalahnya
Dalam mengadakan identifikasi itu sendiri perlu
dilakukan segala data atau hal yang nampaknya merupakan komponen
permasalahannya dicatat untuk nantinya dianalisis lebih lanjut. Di sini belum
mengadakan pemilihan mana yang nampaknya relevan dan mana yang nampaknya kurang
relevan bagi masalah itu.
2.
Menganalisis masalah
Tanpa mengetahui penyebab timbulnya masalah, maka
pemecahannya akan sembarangan, tidak terarah. Hal penting yang perlu dalam
menganalisis masalah tersebut adalah apakah hal itu benar-benar masalah yang
serius dan perlu dipecahkan atau sekedar isu yang cukup untuk dibicarakan saja.
3.
Membuat beberapa alternative pemecahan masalah
Untuk dapat membuat alternatif – alternatif pemecahan,
maka lebih dulu harus diketahui penyebab timbulnya masalah. Kemudian setelah
diketahui penyebabnya, maka dibuatkan beberapa alternatif pemecahannya (jangan
hanya satu alternative saja).
4.
Memperbandingkan alternatif-alternatif
Untuk mengambil keputusan telah tersedia beberapa
alternatif pemecahan masalah. Masing-masing alternative juga telah disertai
keunggulan dan kelemahan. Bobot timbang tinggal memilih alternative mana yang
dianggap paling cocok untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya. Pemilihan
dan penentuan alternative mana yang akan dipakai ini dapat dilakukan oleh
pimpinan itu sendiri.
5.
Memilih alternatif yang dianggapnya terbaik
6.
Mengambil keputusan dengan pasti
Kalau sudah ada alternatif pemecahan masalah yang
dipilihnya, maka pimpinan harus tegas untuk menetapkan dengan pasti keputusan
yang diambilnya.
7.
melaksanakan keputusan dan memantaunya
Kalau keputusan telah ditentukan, maka pada saat yang
telah ditetapkan keputusan itu dijalankan. Setiap langkah atau tahap dalam
perjalanan pelaksanaan harus selalu diikuti dengan pemantauan (monitoring).
8.
Mengevaluasi hasilnya
Ada kemungkinan bahwa hasil dari pelaksanaan keputusan
memecahkan masalah itu membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun dalam setiap
langkah pelaksanaan harus diikuti dengan evaluasi. Setiap langkah diadakan
pemantauan, hasilnya segera dievaluasi untuk menentukan apakah pelaksanaannya
itu masih sesuai dengan yang diharapkan.
TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Teori Klasik
Menurut teori klasik, pengambilan keputusan itu haruslah bersifat rasional. Keputusan itu diambil dalam situasi yang serba pasti, pengambil keputusan harus memiliki informasi sepenuhnya dan menguasai permasalahannya. Teori pengambilan keputusan ini mendasarkan diri pada asumsi dari orang yang mempunyai pikiran ekonomi rasional untuk mendapatkan hasil atau manfaat yang semaksimal mungkin. Segala sesuatunya itu mengarah pada kepastian.
2. Teori Perilaku
Teori perilaku (berhavioral theory) disebut juga Administrative man theory. Pada pokoknya, teori ini mendasarkan diri pada keterbatasan kemampuan pimpinan untuk berpikir rasional penuh dalam menangani masalah.
Dalam menentukan strategi pada umumnya di lakukan dengan :
1. Mengenali posisi persaingan, hal ini berarti bahwa dalam mengembangkan strategi pendidikan luar sekolah diberbagai tingkatan perlu di cermati berbagai situasi yang mungkin akan menjadi benturan dalam gerakan pendidikan luar sekolah. Antara lain : a.) Situasi pendidikan yang menggambarkan jumlah dan jenis pendidikan yang ada,jumlah siswa dan angka putus sekolah; b.) Situasi ketenagakerjaan dalam arti jumlah pengangguran,jumlah yang tidak melanjutkan dan tidak bekerja,kemampuan lulusan sekolah untuk merebut pasar kerja; c.) Situasi masyarakat dalam arti minat pada pendidikan kejuruan dan kebutuhan belajar. Dengan mengetahui peta-peta tersebut,pendidikan luar sekolah dapat mempertimbangkan bagian mana yang tidakdi miliki persaingan yang dapat di rebut untuk di kembangkan.
3. Menetapkan tujuan bisnis, Dari fakta-fakta yang di miliki diatas, lembaga pendidikan sebelum memulai suatu program, dapat mengembangkan tujuan tang ingin dicapai apabila melaksanakan kegiatan,karena lembaga pendidikan sudah mengetahui data-data,lembaga pendidikan yang sudah ada mengetahui posisinya sekarang dan kemana harus bergerak. Misalnya; pendidikan luar sekolah ingin agar warga belajar setelah selesai satu program langsung bisa bekerja maka tujuannya adalah seluruh warga belajar memilki keterampilan yang sesuai dengan lingkungannya. Untuk itu lembaga pendidikan luar sekolah tersebut harus tahu dimana posisinya di mata masyarakat, baru mengadakan penyesuaian dengan strategi yang tepat.
4. Merumuskan strategi yang diperlukuan untuk mencapai posisi baru. Hal ini harus dilakukan dengan menggunakan dan menjawab kecenderungan-kecenderungan dorongan eksternal, seperti kompetisi perubahan kebutuhan dan teknologi serta mengembangkan komponen sumber daya.
Motivasi pendidikan
Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata
Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalaman dan motivasi. Kata kerjanya
ada to motivate yang berarti mendorong menyebapkan dan merangsang. Dalam
kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar, yaitu motivasi yang
ditetapkan dalam kegiatan belajar, jadi motivasi belajar adalah keseluruhan
daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai satu tujuan.
Bentuk-bentuk Motivasi
1. Memberi angka
2. Hadiah
3. Saingan/Kompensis
4. Ego-Involment
5. Pujian
Fungsi Motivasi
Dalam kegiatan
belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Belajar akan menjadi optimal kalau
ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan akan makin berhasil pula
pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha bagi
para siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, Sardiman A.M. mengemukakan tiga
fungsi motivasi sebagai berikut :
1)
Mendorong manusia untuk berbuat
2)
Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang
hendak dicapai.
3)
Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan
perbuatan-perbutan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.
Disamping itu, ada
juga fungsi-fungsi lain seperti mendorong usaha dan pencapaian prestasi.
Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian
prestasi belajar.
DAFTAR PUSTAKA
http://subliyanto.wordpress.com/2012/12/12/manajemen-strategi-pendidikan/
http://kulimijit.blogspot.com/2009/05/pengambilan-keputusan-strategis.html
http://blog.umy.ac.id/sabariya/motivasi/motivasi-pendidikan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar